Selamat Datang di Blog Resmi **Majlisarrahman.blogspot.com ** Majelis Dzikir Ratibul Al-Habib Abdullah Bin Alwi Al-Haddad wa Maulidun Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam (Dzikrullah wa Dzikrurrosul SAW) Jakarta - Indonesia. Terimakasih Sudah Mengunjungi Blog Kami**

 photo oji_zpsb336d6d8.gif
Selamat Datang di Blog Resmi **Majlisarrahman.blogspot.com ** TUNJUKKAN KEPERDULIAN DAN BAKTI KITA PADA PEMBENAHAN ISLAM DENGAN TURUT MENYUMBANGKAN HARTA KITA SEBAGAI SAKSI, BANTUAN KITA ADALAH CERMIN KADAR IMAN KITA, RASULULLAH SAW BERSABDA : SETIAP HARI TURUN DUA MALAIKAT MULIA KE BUMI DAN BERDOA, WAHAI ALLAH BERI ORANG YANG BERINFAQ KESEJAHTERAAN, DAN BERI ORANG YANG KIKIR KEHANCURAN ( shahih Bukhari ). Terimakasih Sudah Mengunjungi Blog Kami**

Rabu, 10 April 2013

Sayyid Idrus bin Salim Al - Jufry

Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufry dilahirkan pada hari senin 14 Sya'ban 1309 H / 15 Maret 1892 M di Tarim, sekitar 5 kilometer dari Seiwun, Hadramaut, Yaman. Ayahandanya adalah Habib salim bin Alwi bin Assegaf Al-Jufriy, seorang mufti di Hadramaut, sedang ibundanya, Syarifah Noer adalah putri Raja Wajo, Sulawesi Selatan, yang bergelar Arung Matoa Wajo.




Kala itu, Sayyid Idrus tengah berada di Tondano, sekitar 35 kilometer dari Manado, Sulawesi utara. Beliau kebetulan bersilaturrahmi dengan dua orang saudaranya yang telah lebih dahulu hijrah ke Indonesia, masing-masing Habib Syekh bin Salim Al-Jufry dan Habib Alwi bin Salim Al-Jufry. Kedatangannya di Palu hanyalah untuk transit menuju Wani, kecamatan Tawaeli, Donggala, untuk memenuhi undangan tiga sahabatnya : Sayyid Ibrahim bin Zain al-Mahdi, Sayyid Muhammad bin Muhsin ar-Rifai dan Sayyid Ahmad bin Ali Al-Muhdhar.


Setelah itu barulah ia menuju ke Palu. Kedatangannya ke Palu ternyata kemudian menjadi catatan sejarah dalam mengawali dakwah di Kawasan Timur Indonesia. Melihat kondisi masyarakat Palu kala itu yang sangat membutuhkan pendidikan agama, beliau pun segera memutuskan untuk menetap disana. Tak lama kemudian, tanggal 30 Juni 1930, beliau mendirikan madrasah bernama Al-Khairaat.

Dalam rentang waktu 365 hari, beliau berdakwah dan mengajar keliling, menyusuri berbagai pelosok desa, menyeberangi sungai, menembus hutan dan perbukitan, merambah hamper seluruh Sulawesi. Dan akhirnya, kini, Al-Khairat berkembang tidak hanya di Sulawesi tengah, tapi juga Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Kalimantan, hingga Irian Jaya. Para alumnus santrinya tersebar di seluruh Kawsan Timur Indonesia, sebagai pegawai negeri, guru, dosen, pengusaha, ulama, bahkan juga para pejabat di daerah-daerah dan pejabat tinggi.

Kepada mereka, Sayyid Idrus berpesan dalam salah satu syairnya :
Wahai abna'ul Khairat, bangkitlah!
Tunaikan kewajiban mengajar
Kelak kalian menjadi pelopor terdepan
Kalian telah memiliki panutan yang di contoh-
kan oleh orang-orang sebelum kamu
yaitu para guru yang telah membimbingmu
Sayyid Idrus, ulama besar dan pelopor dakwah di Kawasan Timur Indonesia, wafat pada hari senin 22 Desember 1969, bertepatan dengan 12 Syawal 1349 H. Sebelum wafat, beliau berpesan agar pada setiap 12 Syawal para alumnus Al-Khairat, yang disebut abna'ul Khairat dari segenap pelosok, menyelenggarakan silaturrahim. Dan ternyata 12 Syawal adalah hari wafatnya, yang juga hari haulnya untuk memperingati jasa dan kepeloporan ulama besar ini.s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar