Sudah lama juga saya tidak
menghadiri majlis dzikir asmaul husna di Benhil, hampir 4 tahun absen
mengikuti rangkaian dzikir dzikir Asmaul husna tersebut . Rindu dengan
suasana yang mengagungkan asma Alloh, Rindu dengan Jamaah yang datang
dari berbagai pelosok daerah , dan rindu dengan perjumpaan dengan para
ulama dan ahli bait yang rutin menghadiri kegiatan tersebut. Biasanya
kawan kawan mengajak saya tanggal 25 setiap bulan di Bendungan Hilir
pejompongan tanah abang.
Majlis dzikir Asmaul husna yang telah
dirintis oleh Habib Ahmad bin Abdulloh al athos telah berkembang dan
mempunyai cabang hingga 1700 yang tersebar diplosok Nusantara. Putra
seorang ulama min awliyaillah bernama Habib Abdulloh bin Hasan Al Athos ,
lahir di Ambon tanggal 16 desember 1916. Sejak kecil habib Ahmad bin
Abdulloh al athos mendapat didikan langsung dari ayahandanya yang
seorang ulama besar dan Wali qutub di Hadro maut. Habib Ahmad tak
menyia-nyiakan kesempatan tersebut, beliau tekun menimba ilmu dari
ayahandanya maka tak heran menginjak usia remaja Habib Ahmad telah hapal
Alquran, Kitab Matan zubad dan kitab ihya ulumuddin karya imam al
ghazali.
Darah ulama yang mengalir dalam dirinya
menjadikan Habib Ahmad sosok remaja yang tekun menimba ilmu dan
berdakwah keberbagai daerah bahkan sampai ke mancanegara. Itu semua
beliau lakukan untuk menteladani para ulama ulama salafus soleh yang
kerap kali berkelana baik untuk menimba ilmu maupun berdakwah. Setelah
beberapa tahun melakukan pengembaraan kebeberapa negara. Habib Ahmad
kembali ke Ambon untuk menemui orang tuanya, dan ternyata ayahnya telah
Hijrah ke Jakarta. Tahun 1955 Ayahnya meninggal dunia dan hal ini
membuat Habib Ahmad sedih karena Ayahnya yang menjadi tempat beliau
bertanya dan curhat telah di panggil sang Kholik.
Habib Ahmad mulai gencar melakukan Dakwah
mengajak umat untuk mengingat Alloh dan mengagungkan Asma Alloh,
perjuangannnya pun tak sia sia berkat kesantunan dan kesabarannya
dakwahnya mulai menunaikan hasil. Banyak sekali para jamaah yang
tertarik dengan metode dakwanya dengan Dzikir asmaul husnah . Lambat
laun syiar dakwah islam yang di bawa oleh Habib Ahmad mulai berkembang
luas di masyarakat. Dan banyak para jamaah yang meminta izin dan restu
dari Habib Ahmad untuk membuka cabang di tempat tinggalnya dan tentu
saja Habib Ahmad memberi restu kepada para Jamaah yang membuka Majlis
Asmaul husnah di tempatnya masing masing. Walaupunmurid muridnya telah
membuka cabang Majlis asmaul husnah di daerahnya masing masing namun
Habib Ahmad tetap memantapkan Majlis dzikirnya di kediamannya di daerah
Bendungan Hilir ( benhil Tanah abang ). Majlis asmaul husna yang
diselenggarakan setiap tanggal 25 setiap bulan yang dimulai ba’da magrib
akan terlihat suasana yang syhadu ketika lantunan Asma Alloh mulai di
baca oleh para Jamaah semua duduk sejajar tidak ada yang membedakan baik
itu orang pintar maupun orang bodoh , baik para ulama maupun orang awam
semua tak bergeming dari tempat duduknya seraya mengagungkan Asma asma
Alloh , mengingat dosa dosa yang telah kita perbuat terkadang tak terasa
air mata akan mengalir mengingat kebesaran Alloh dan air mata itu lah
yang menjadi pertanda Rahmat Alloh telah di berikan kepadanya.
Maka pesan serta amanat terakhir yang di
sampaikan Habib Ahmad bin Abdulloh al athos adalah untuk tetap menjaga
dan melestarikan majlis Asmaul husna ini sampai kapanpun. Karena dengan
Dzikir dan mengingat Alloh dapat meredam murka Alloh dan dan mengungdang
rahmat .
Habib Ahmad juga rutin menghatamkan
Alquran setiap hari disamping beliau seorang Hafidz beliau selalu
memberikan Alquran setiap kali menghatamkannya, maka tak heran beliau
membeli Alquran begitu banyak setiap bulan.
Tahun 1994 Habib Ahmad dipanggil Alloh
swt dan di makamkan di komplek pemakaman Al hawi condet dengan meninggal
mutiara yang sangat berharga Majlis dzkir Asmaul Husnah yang dapat
mengundang Rahmat Alloh.
Ya alloh berikan hidayah mu agar hamba – hamba MU dapat menghadirinya dan menteladani yang mendirikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar