Secara umum penggolongan Marga Arab Hadramaut itu dikategorikan dalam 4 golongan:
Alawiyin (golongan yang mengaku keturunan Rasulullah via keturunan Ahmad bin Isa (AlMuhajir))
Qabili / Qabail / Qabayl (golongan yang memegang senjata)
Masaikh / Dhaif (gologang pedagang / petani / rakyat kebanyakan)
Abid (golongan pembantu / hamba sahaya)
Latar Belakang
Alkisah, golongan Alawiyin karena desakan politik di persia (iran)
terpaksa hijrah mencari penghidupan yang lebih baik ke daerah Hadramaut.
Disana mereka menyampaikan kepada beberapa muqaddam (kepada suku)
mengenai maksud untuk tinggal di Hadramaut dan juga menerangkan jati
diri mereka (sebagai turunan Rasulullah). Sebelum secara resmi mereka
diterima, muqaddam disaat itu mengirim utusan ke Hejaz untuk mengecek
mengenai keberadaan mereka (terutama status turunan Rasul). Namun,
setelah beberapa waktu, ada satu keluarga di Hadramout tersebut yang
langsung menerima golongan Alawiyin ini untuk tinggal tanpa menunggu
kepulangan utusan yang dikirim dan penerimaan secara resmi. Selanjutnya
keluarga ini dikenal dengan nama keluarga Bafadhal, yaitu “golongan yang
menerima”
Di bawah ini adalah daftar nama marga orang Arab keturunan Yaman (suku Arab Hadramaut):
A
Abbad, Abdul Aziz, Abudan, Aglag, Al Abd Baqi, Al Aidid, Al Ali Al Hajj,
Al Amri, Al Amudi, Al As, Al As-Safi, Al Ba Abud, Al Ba Faraj, Al Ba
Harun, Al Ba Raqbah, Al Baar, Al Bagdadi, Al Baiti, Al Bakri, Al Bal
Faqih, Al Barak, Al Bargi, Al Barhim, Al Batati, Al Bawahab, Al Bin
Jindan, Al Bin Sahal, Al Bin Semit, Al Bin Yahya, Al Bukkar, Al Fad’aq,
Al Falugah, Al Gadri, Al Hadi, Al Hadi, Al Halagi, Al Hasani, Al Hasyim,
Al Hilabi, Al Hinduan, Al Huraibi, Al Aydrus, Al Jabri, Al Jaidi, Al
Jailani, Al Junaid, Al Kalali, Al Kalilah, Al Katiri, Al Khamis, Al
Khatib, Al Kherid, Al Madhir, Al Mahdali, Al Mahfuzh, Al Matrif, Al
Maula Dawilah, Al Maula Khailah, Al Munawwar, Al Musawa, Al Mutahhar, Al
Qadri, Al Qaiti, Al Qannas, Al Rubaki, Al Waini, Al Yafi’ie, Al Yamani,
AlMathori, AlMukarom, Ambadar, Arfan, Argubi, Askar, Assa’di, Assaili,
Asy Syarfi, Attamimi, Attuwi, Azzagladi,al Dames
B
Ba Abdullah, Ba Attiiyah, Ba Atwa, Ba Awath, Ba Dekuk, Ba’ Dib, Ba
Faqih, Ba Sendit, Ba Siul, Ba Sya’ib Bin Ma’tuf Bin Suit, Ba Syaiban, Ba
Tebah, Ba Zouw, Ba’asyir, Babadan, Babten, Badegel, Badeges, Ba’dokh,
Bafana, Bafadual, Bagaramah, Bagarib, Bagges, Bagoats, Bahafdullah,
Bahaj, Bahalwan, Bahanan, Baharmus, Baharthah, Bahfen, Bahmid, Bahroh,
Bachrak, Bahsen, Bahwal, Bahweres, Baisa, Bajabir, Bajened, Bajerei,
Bajrei, Bajruk, Bakarman, Baksir, Baktal, Baktir, Bal Afif, Baladraf,
Balahjam, Balasga, Balaswad, Balfas, Baljun, Balweel, Bamakundu,
Bamasri, Bamasak , Bamatraf, Bamatrus, Bamazro, Bamu’min, Banaemun,
Banafe, Bana’mah, Banser, Baraba, Baraja, Barakwan, Barasy, Barawas,
Bareyek, Baridwan, Barjib, Baruk, Basalamah, Basalim, Basalmah,
Basgefan, Bashay, Ba’sin, Baslum, Basmeleh, Basofi, Basumbul, Baswel,
Baswer, Basyarahil, Batarfi, Bathef, Bathog, Ba’Tuk, Bawazier, Baweel,
Bayahayya, Bayasut, Bazandokh, Bazargan, Bazeid, Billahwal, Bin Abd
Aziz, Bin Abd Samad, Bin Abdat, Bin Abri, Bin Addar, Bin Afif, Bin Ajaz,
Bin Amri, Bin Amrun, Bin Anuz, Bin Bisir, Bin Bugri, Bin Coger, Bin
Dawil, Bin Diab, Bin Duwais, Bin Faris, Bin Gannas, Bin Gasir, Bin
Ghanim, Bin Ghozi, Bin Gozan, Bin Guddeh, Bin Guriyyib, Bin Hadzir, Bin
Hafidz, Bin Halabi, Bin Hamid, Bin Hana, Bin Hatrash, Bin Hilabi,Bin
Hizam, Bin Hud, Bin Humam, Bin Huwel, Bin Ibadi, Bin Isa, Bin Jaidi, Bin
Jobah, Bin Juber, Bin Kartam, Bin Kartim, Bin Keleb, Bin Khalifa, Bin
Khamis, Bin Khubran, Bin Mahri, Bin Mahfuzh, Bin Makki, Bin Maretan, Bin
Marta, Bin Mattasy, Bin Mazham, Bin Muhammad, Bin Munif, Bin Mutahar,
Bin Mutliq, Bin Nahdi, Bin Nahed, Bin Nub, Bin On, Bin Qarmus, Bin Sadi,
Bin Said, Bin Sanad, Bin Seger, Bin Seif, Bin Syahbal, Bin Syaiban, Bin
Syamil, Bin Syamlan, Bin Syirman, Bin Syuaib, Bin Tahar, Bin Ta’lab,
Bin Sungkar, Bin Tebe, Bin Thahir, Bin Tsabit, Bin Ulus, Bin Usman, Bin
Wizer, Bin Zagr, Bin Zaidan, Bin Zaidi, Bin Zimah, Bin Zoo,
Bukkar,Badziher.
T
Thalib
G
Ghana’
H
Haidrah, Hamde, Hamadah, Harhara, Hatrash, Hubeisy,Hayaze, Hasni, Humaid
J
Jawas, Jibran, Jabli
K
Karamah, Kurbi
M
Magadh, Makarim, Marfadi, Martak, Mashabi, Mugezeh, Munabari, Mahdami,Machdan
N
Nabhan
S
Sallum, Shahabi, Shogun, Sungkar, Syaiban, Syammach, Syawik,Syagran.
U
Ugbah, Ummayyer
Z
Za’bal, Zaidan, jurhum, Zeban, Zubaidi
Berbagi
Posted in Tak Berkategori | No Comments »
Marga-Marga Arab di Indonesia
Desember 15th, 2008 by pecintarasulullah
Dalam dunia islam, baik dari sunni mapun syiah, di arab maupun di luar
arab, bertarikat ataupun tidak, dikenal dengan adanya golongan-golongan
yang mengaku sebagai ahlul bayt, atau sebagai keturunan nabi. Dengan
berbagai silsilah yang dinyatakan sebagai yang paling valid atau benar,
mereka banyak yang diagung-agungkan oleh ummat. Dalam sejarah Hejaz,
keturunan nabi ini hingga abad ke-20 memegang peranan penting dalam
pemerintahan arab bahkan setelah keruntuhan Turki. Semenjak masa-masa
sebelumnya mereka ini mendapat tempat khusus dimata penduduk Hejaz.
Mereka dibaiat menjadi penguasa dan imam serta pelindung tanah suci,
Dalam tatanan Hejaz, mereka diberikan sebutan Syarif untuk laki-laki dan
Syarifah untuk perempuan. Sedangkan diluar Hejaz, dari beberapa
golongan ada yang memberikan title Sayyid dan Sayyidah, atau juga dengan
sebutan Habaib, dan lain sebagainya untuk memberikan satu tanda bahwa
mereka yang diberikan titlr ini dianggap masih memiliki kaitan darah
dengan nabi Muhammad saw.
Rabithah Alawiyah :: dalam artikel onlinenya, menyatakan bahwa menurut
Sayyid Muhammad Ahmad al-Syatri dalam bukunya Sirah al-Salaf Min Bani
Alawi al-Husainiyyin, para salaf kaum ‘Alawi di Hadramaut dibagi
menjadi empat tahap yang masing-masing tahap mempunyai gelar tersendiri.
Gelar yang diberikan oleh masyarakat Hadramaut kepada tokoh-tokoh besar
Alawiyin ialah :
IMAM (dari abad III H sampai abad VII H). Tahap ini ditandai perjuangan
keras Ahmad al-Muhajir dan keluarganya untuk menghadapi kaum khariji.
Menjelang akhir abad 12 keturunan Ahmad al-Muhajir tinggal beberapa
orang saja. Pada tahap ini tokoh-tokohnya adalah Imam Ahmad al-Muhajir,
Imam Ubaidillah, Imam Alwi bin Ubaidillah, Bashri, Jadid, Imam Salim bin
Bashri.
SYAIKH (dari abad VII H sampai abad XI H). Tahapan ini dimulai dengan
munculnya Muhammad al-Faqih al-Muqaddam yang ditandai dengan
berkembangnya tasawuf, bidang perekonomian dan mulai berkembangnya
jumlah keturunan al-Muhajir. Pada masa ini terdapat beberapa tokoh besar
seperti Muhammad al-Faqih al-Muqaddam sendiri. Ia lahir, dibesarkan dan
wafat di Tarim.
HABIB (dari pertengahan abad XI sampai abad XIV). Tahap ini ditandai
dengan mulai membanjirnya hijrah kaum ‘Alawi keluar Hadramaut. Dan di
antara mereka ada yang mendirikan kerajaan atau kesultanan yang
peninggalannya masih dapat disaksikan hingga kini, di antaranya kerajaan
Alaydrus di Surrat (India), kesultanan al-Qadri di kepulauan Komoro dan
Pontianak, al-Syahab di Siak dan Bafaqih di Filipina. Tokoh utama
‘Alawi masa ini adalah Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad yang
mempunyai daya pikir, daya ingat dan kemampuan menghafalnya yang luar
biasa, juga terdapat Habib Abdurahman bin Abdullah Bilfaqih, Habib
Muhsin bin Alwi al-Saqqaf, Habib Husain bin syaikh Abu Bakar bin Salim,
Habib Hasan bin Soleh al-Bahar, Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi.
SAYYID (mulai dari awal abad XIV ). Tahap ini ditandai kemunduran
kecermelangan kaum ‘Alawi. Di antara para tokoh tahap ini ialah Imam
Ali bin Muhammad al-Habsyi, Imam Ahmad bin Hasan al-Attas, Allamah Abu
Bakar bin Abdurahman Syahab, Habib Muhammad bin Thahir al-Haddad, Habib
Husain bin Hamid al-Muhdhar. Sejarawan Hadramaut Muhammad Bamuthrif
mengatakan bahwa Alawiyin atau qabilah Ba’alawi dianggap qabilah yang
terbesar jumlahnya di Hadramaut dan yang paling banyak hijrah ke Asia
dan Afrika. Qabilah Alawiyin di Hadramaut dianggap orang Yaman karena
mereka tidak berkumpul kecuali di Yaman dan sebelumnya tidak terkenal di
luar Yaman.
Jauh sebelum itu, yaitu pada abad-abad pertama hijriah julukan Alawi
digunakan oleh setiap orang yang bernasab kepada Imam Ali bin Abi
Thalib, baik nasab atau keturunan dalam arti yang sesungguhnya maupun
dalam arti persahabatan akrab. Kemudian sebutan itu (Alawi) hanya khusus
berlaku bagi anak cucu keturunan Imam al-Hasan dan Imam al-Husein.
Dalam perjalanan waktu berabad-abad akhirnya sebutan Alawi hanya berlaku
bagi anak cucu keturunan Imam Alwi bin Ubaidillah. Alwi adalah anak
pertama dari cucu-cucu Imam Ahmad bin Isa yang lahir di Hadramaut.
Keturunan Ahmad bin Isa yang menetap di Hadramaut ini dinamakan Alawiyin
diambil dari nama cucu beliau Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa
yang dimakamkan di kota Sumul.
Kaum Arab, terutama yang beragama islam telah sejak berabad lamanya
melakukan perniagaan dengan berbagai negara didunia, yang selanjutnya
menciptakan jalur-jalur perdagangan dan komunitas-komunitas Arab baru
diberbagai negara. Dalam berbagai sejarah dinyatakan bahwa kaum Arab
yang datang ke Indonesia merupakan koloni Arab dari daerah sekitar Yaman
dan Persia. Namun, yang dinyatakan berperan paling penting dan ini
diperlihatkan dengan jenis madhab yang ada di Indonesia, dimungkinkan
adalah dari Hadramaut. Dan orang-orang Hadramaut ini diperkirakan telah
sampai ke Indonesia semenjak abad pertengahan (abad ke-13) sesudah
adanya huru-hara di Baghdad.
Secara umum, tujuan awal kedatangan mereka adalah untuk berdagang
sekaligus berdakwah, dan kemudian berangsur-angsur mulai menetap dan
berkeluarga dengan masyarakat setempat. Dari mereka inilah kemudian
muncul banyak tokoh dakwah yang termaktub dalam team Walisongo dan
banyak tokoh dakwah islam hingga masa sekarang. Walaupun masih ada
pendapat lain seperti menyebut dari Samarkand (Asia Tengah), Champa atau
tempat lainnya, tampaknya itu semua adalah jalur penyebaran para
Mubaligh dari Hadramawt yang sebagian besarnya adalah kaum Sayyid
(Syarif). Beberapa buktinya (no 1 dan 2) adalah sebagian dari yang telah
dikumpulkan oleh penulis Muhammad Al Baqir dalam Thariqah Menuju
Kebahagiaan:
L.W.C Van Den Berg dalam bukunya Le Hadramawt et Les Colonies Arabes
dans l’Archipel Indien (1886) mengatakan:â€Adapun hasil nyata dalam
penyiaran agama Islam (ke Indonesia) adalah dari orang-orang Sayyid
Syarif. Dengan perantaraan mereka agama Islam tersiar diantara raja-raja
Hindu di Jawa dan lainnya. Selain dari mereka ini, walaupun ada juga
suku-suku lain Hadramawt (yang bukan golongan Sayyid Syarif), tetapi
mereka ini tidak meninggalkan pengaruh sebesar itu. Hal ini disebabkan
mereka (yakni kaum Sayyid Syarif Hadramaut) adalah keturunan dari tokoh
pembawa Islam (Nabi Muhammad SAW).â€
Dalam buku yang sama hal 192-204, Van Den Berg menulis:â€Pada abad XV,
di Jawa sudah terdapat penduduk bangsa Arab atau keturunannya, yaitu
sesudah masa kerajaan Majapahit yang kuat itu. Orang-orang Arab
bercampul-gaul dengan penduduk, dan sebagian mereka mempuyai
jabatan-jabatan tinggi. Mereka terikat dengan pergaulan dan kekeluargaan
tingkat atasan. Rupanya pembesar-pembesar Hindu di kepulauan Hindia
telah terpengaruh oleh sifat-sifat keahlian Arab, oleh karena sebagian
besar mereka berketurunan pendiri Islam (Nabi Muhammad SAW). Orang-orang
Arab Hadramawt membawa kepada orang-orang Hindu pikiran baru yang
diteruskan oleh peranakan-peranakan Arab mengikuti jejak nenek
moyangnya.” Perhatikanlah tulisan Van Den Berg ini yang spesifik
menyebut abad XV, yang merupakan abad spesifik kedatangan dan / atau
kelahiran sebagian besar Wali Songo di pulau Jawa. Abad XV ini jauh
lebih awal dari abad XVIII yang merupakan kedatangan kaum Hadramawt
gelombang berikutnya yaitu mereka yang sekarang kita kenal bermarga
Assegaf, Al Habsyi, Al Hadad, Alaydrus, Alatas, Al Jufri, Syihab, Syahab
dan banyak marga hadramawt lainnya.
Hingga saat ini Umat Islam di Hadramawt bermadzhab Syafi’ie sama
seperti mayoritas di Ceylon, pesisir India Barat (Gujarat dan Malabar),
Malaysia dan Indonesia. Sedangkan Uzbekistan dan seluruh Asia Tengah,
kemudian Pakistan dan India pedalaman (non-pesisir) mayoritasnya
bermadzhab Hanafi.
Bahasa para pedagang Muslim yang datang ke Asia Tenggara (utamanya
Malaka dan Nusantara) dinamakan bahasa Malay (Melayu) karena para
pedagang dan Mubaligh yang datang di abad 14-15 sebagian besar datang
dari pesisir India Barat yaitu Gujarat dan Malabar, yang mana
orang-orang Malabar (sekarang termasuk neg. bagian Kerala) mempunyai
bahasa Malayalam, walaupun asal-usul mereka adalah keturunan dari
Hadramawt mengingat kesamaan madzhab Syafi’ie yang sangat spesifik
dengan pengamalan tasawuf dan penghormatan kepada Ahlul Bait. Satu kitab
fiqh mazhab Syafi’ie yang sangat popular di Indonesia Fathul Muin
pengarangnya bahkan Zainuddin Al Malabary (berasal dari tanah Malabar),
satu kitab fiqh yang sangat unik karena juga memasukkan pendapat kaum
Sufi, bukan hanya pendapat kaum Fuqaha.
Satu bukti yang sangat akurat adalah kesamaan Madzhab Syafi’ie dengan
corak tasawuf dan pengutamaan Ahlul Bait yang sangat kental seperti
kewajiban mengadakan Mawlid, membaca Diba & Barzanji, membaca
beragam Sholawat Nabi, membaca doa Nur Nubuwwah (yang juga berisi doa
keutamaan tentang cucu Rasul, Hasan dan Husayn) dan banyak amalan
lainnya hanya terdapat di Hadramawt, Mesir, Gujarat, Malabar, Ceylon,
Sulu & Mindanao, Malaysia dan Indonesia. Pengecualian mungkin hanya
terhadap kaum Kurdistan di segitiga perbatasan Iraq, Turki dan Iran,
yang mana mereka juga bermadzhab Syafi’ie dengan corak Tasawuf yang
sangat kuat dan mengutamakan ahlul bait (Kitab Mawlid Barzanji dan
Manaqib Syekh Abdul Qadir Jilani adalah karya Ulama mereka Syekh
Ja’far Barzanji) tapi tinggal di daerah pedalaman dan pegunungan,
bukan pesisir seperti lainnya. Analisis sejarah diatas menandakan agama
Islam dari madzhab dan corak ini sebagian besarnya disebarkan melalui
jalur pelayaran dan perdagangan dan berasal dari satu sumber yaitu
Hadramawt, karena Hadramawt adalah sumber pertama dalam sejarah Islam
yang menggabungkan fiqh Syafi’ie dengan pengamalan tasawuf dan
pengutamaan ahlul bait.
Di abad 15 Raja-raja Jawa (yang berkerabat dengan Walisongo) seperti
Raden Patah dan Pati Unus sama-sama menggunakan gelar Alam Akbar, yang
mana di abad 14 di Gujarat sudah dikenal keluarga besar Jamaluddin Akbar
cucu keluarga besar Datuk Azhimat Khan (Abdullah Khan) putra Abdul
Malik putra Alwi putra Muhammad Shahib Mirbath Ulama besar Hadramawt
Abad 13M. Keluarga besar ini sudah sangat terkenal sebagai Mubaligh
Musafir yang berdakwah jauh hingga pelosok Asia Tenggara dan mempunyai
putra-putra dan cucu-cucu yang banyak menggunakan nama Akbar, seperti
Zainal Akbar, Ibrahim Akbar, Ali Akbar, Nuralam Akbar dan banyak
lainnya.
Keturunan Arab Hadramawt di Indonesia, seperti negara asalnya Yaman,
terdiri 2 kelompok besar yaitu kelompok Alawi (Sayyidi) keturunan Rasul
SAW (terutama melalui jalur Husayn bin Ali) dan Qabili yaitu kelompok
diluar kaum Sayyid.Nama-nama marga/keluarga keturunan Arab Hadramaut dan
Arab lainnya yang terdapat di Indonesia, yang paling banyak diantaranya
adalah:
Abud (Qabil) - AbdulAzis (Qabil) - Addibani (Qabil) - Afiff - Alatas
(Sayyid) - Alaydrus (Sayyid) - Albar (Sayyid) - Algadrie (Sayyid) -
Alhabsyi (Sayyid) - AlHamid - AlHadar - AlHadad (Sayyid) - AlJufri
(Sayyid) - Alkatiri (Qabil) - Assegaff (Sayyid) - Attamimi -AlMuhazir
Ba’asyir (Qabil) - Baaqil (Sayyid) - Bachrak (Qabil) - Badjubier (Qabil)
- Bafadhal - Bahasuan (Qabil) - Baraja (Syekh) - Basyaib (Qabil) -
Basyeiban (Sayyid) - Baswedan (Qabil) - Baridwan - Bawazier (Sayyid) -
BinSechbubakar (Sayyid)
Haneman
Jamalullail (Sayyid)
Kawileh (Qabil)
Maula Dawileh (Sayyid) - Maula Heleh/Maula Helah (Sayyid)
Nahdi (Qabil)
Shahab (Sayyid) - Shihab (Sayyid) - Sungkar (Qabil)
Thalib
Bahafdullah (Qabil)
Nama-nama marga/keluarga keturunan Arab Hadramaut dan Arab lainnya yang terdapat di Indonesia:
1 Al Baar 21 Al Aidid 41 Bin Hud
2 Al Jufri 22 Al Fad’aq 42 Ba’dokh
3 Al Jamalullail 23 Al Ba Faraj 43 Alhasni
4 Al Junaid 24 Ba Faqih 44 Barakwan
5 Al Bin Jindan 25 Al Bal Faqih 45 Al Mahdali
6 Al Jailani 26 Al Qadri 46 Al Hinduan
7 Al Hamid 27 Al- Kaff 47 Al Baiti
8 Al Hadad 28 Al- Muhdhar 48 Bin Syuaib
9 Al Kherid 29 Al Musawa 49 Basyaiban
10 Al Maula Khailah 30 Al Mutahhar
11 Al Maula Dawilah 31 Al Munawwar
12 Al Ba Raqbah 32 Al Hadi
13 Al Assegaf 33 Al Ba Harun
14 Al Bin Semit 34 Al Hasyim
15 Al Bin Sahal 35 Al Haddar
16 Al Syihabuddin 36 Al Bin Yahya
17 Al As- Safi 37 Bin Syekh Abubakar
18 Al Ba Abud 38 Bin Thahir
19 Al Ba Aqil 39 Bin Shihab
20 Al Idrus 40 Bin Hafidz
1 Abbad 41 Assa’di 81 Bakarman 121 Ba Sya’ib 161 Bin Hilabi 201 Bin Syirman
2 Abudan 42 Asy Syarfi 82 Baktir 122 Basyarahil 162 Bin Humam 202 Bin Tahar
3 Aglag 43 Attamimi 83 Baladraf 123 Batarfi 163 Bin Huwel 203 Bin Ta’lab
4 Al Abd Baqi 44 Attuwi 84 Bal Afif 124 Ba Tebah 164 Bin Ibadi 204 Bin Tebe
5 Al Ali Al Hajj 45 Azzagladi 85 Balahjam 125 Bathog 165 Bin Isa 205 Bin Tsabit
6 Al Amri 46 Ba Abdullah 86 Balasga 126 Ba’Tuk 166 Bin Jaidi 206 Bin Ulus
7 Al Amudi 47 Ba’asyir 87 Balaswad 127 Ba Syaiban 167 Bin Jobah 207 Bin Usman
8 Al As 48 Ba Attiiyah 88 Balfas 128 Baweel 168 Bin Juber 208 Bin Wizer
9 Al Bagdadi 49 Ba Awath 89 Baljun 129 Bayahayya 169 Bin Kartam 209 Bin Zaidi
10 Al Bakri 50 Ba Atwa 90 Balweel 130 Bayasut 170 Bin Kartim 210 Bin Zaidan
11 Al Barak 51 Babadan 91 Bamakundu 131 Bazandokh 171 Bin Keleb 211 Bin Zimah
12 Al Barhim 52 Babten 92 Bamasri 132 Bazargan 172 Bin Khalifa 212 Bin Zoo
13 Al Batati 53 Badegel 93 Bamatraf 133 Ba Zouw 173 Bin Khamis 213 Bajrei
14 Al Bawahab 54 Ba Dekuk 94 Bamatrus 134 Bazeid 174 Bin Kuwer 214 Bukra
15 Al Bargi 55 Ba’ Dib 95 Bamazro 135 Bin Abdat 175 Bin Mahri 215 Gahedan
16 Al Bukkar 56 Bafadal 96 Bamu’min 136 Bin Abd Aziz 176 Bin Makki 216 Haidrah
17 Al Falugah 57 Bafana 97 Bana’mah 137 BinAbdsamad 177 Bin Maretan 217 Hamde
18 Al Gadri 58 Bagarib 98 Banafe 138 Bin Abri 178 Bin Marta 218 Harhara
19 Al Hadi 59 Bagaramah 99 Banser 139 Bin Addar 179 Bin Mattasy 219 Hubeisy
20 Al Halagi 60 Bagges 100 Baraba 140 Bin Afif 180 Bin Makhfudz 220 Jawas
21 Al Hilabi 61 Bagoats 101 Baraja 141 Bin Ajaz 181 Bin Mazham 221 Jibran
22 Al Jabri 62 Ba 102 Barasy 142 Bin Amri 182 Bin Muhammad 222 Karamah
23 Al Kalali 63 Bahalwan 103 Barawas 143 Bin Amrun 183 Bin Munif 223 Kurbi
24 Al Kalilah 64 Baharmus 104 Bareyek 144 Bin Anus 184 Bin Mutahar 224 Magadh
25 Al Katiri 65 Bahanan 105 Baridwan 145 Bin Bisir 185 Bin Mutliq 225 Makarim
26 Al Khamis 66 Bahrok 106 Baruk 146 Bin Bugri 186 Bin Nahdi 226 Marfadi
27 Al Khatib 67 Bajruk 107 Basalamah 147 Bin Dawil 187 Bin Nahed 227 Mashabi
28 Al Matrif 68 Baksir 108 Basalmah 148 Bin Diab 188 Bin Nub 228 Mugezeh
29 AlMathori 69 Baktal 109 Basalim 149 Bin Faris 189 Bin On 229 Munabari
30 AlMukarom 70 Banaemun 110 Ba Sendit 150 Bin Gannas 190 Bin Qarmus 230 Nabhan
31 Al Qaiti 71 Baharthah 111 Basgefan 151 Bin Gasir 191 Bin Said 231 Sallum
32 Al Qannas 72 Bahfen 112 Bashay 152 Bin Ghanim 192 Bin Sadi 232 Shahabi
33 Al Rubaki 73 Bahmid 113 Ba’sin 153 Bin Ghozi 193 Bin Sanad 233 Shobun
34 Al Waini 74 Bahroh 114 Ba Siul 154 Bin Gozan 194 Bin Seger 234 Syawik
35 Al Yamani 75 Bahsen 115 Basmeleh 155 Bin Guddeh 195 Bin Seif 235 Ugbah
36 Ambadar 76 Bahweres 116 Basofi 156 Bin Guriyyib 196 Bin Sungkar 236 Ummayyer
37 Arfan 77 Baisa 117 Basumbul 157 Bin Hadzir 197 Bin Syahbal 237 Za’bal
38 Argubi 78 Bajabir 118 Baswedan 158 Bin Halabi 198 Bin Syaiban 238 Zarhum
39 Assaili 79 Bajened 119 Baswel 159 Bin Hamid 199 Bin Syamil 239 Zubaidi
40 Askar 80 Bajerei 120 Baswer 160 Bin Hana 200 Bin Syamlan 240
Bin Ma’tuf Bin Suit Bin Duwais amhar syamlan faluga Bin muhammad gasir dahdah syeban
Inilah kiranya ringkasan sejarah penyebaran kaum arab di dunia, terutama
di Indonesia. Termasuk juga klasifikasi bebeapa gelar dari keturunan
nabi yang dipakai oleh beberapa golongan, serta data beberapa ratus
marga arab yang ada di Indonesia.Apabila ada kesalahan dan kekurangan,
dimohon adanya koreksi dan informasi masukan tambahan dari para pembaca,
sehingga wacana ini semakin valid dan komplit. Silahkan dianalisis
secara objektif dan mendalam, semoga berguna. Amin. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar