Kisah Muslim – Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki duduk di bawah pohon kurma. Kemudian dia terlentang dengan merebahkan punggungnya. Tiba-tiba dia melihat burung pipit yang di mulutnya terdapat buah, terbang dari pohon kurma yang berbuah ke pohon lain yang tidak berbuah. Dia melihat burung tersebut melakukan ini berulang-ulang. Dia pun heran terhadapnya. Dia berkata dalam hati, “Sungguh, saya akan memanjat pohon ini, agar saya tahu apa yang terjadi.” Lalu dia memanjat pohon. Ternyata dia melihat di dalam pelepah pohon kurma ada seekor ular buta yang membuka mulutnya. Sedangkan burung pipit menjatuhkan buah di mulut ular tersebut. Dia pun merasa takjub dengan kejadian ini dan berkata, “Maha Benar Allah yang telah berfirman:
“Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS. Hud: 6)
Diceritakan bahwa Ibnu Absyadz an-Nahwi suatu hari sedang berada di atap Masjid Jami Mesir. Dia makan suatu makanan. Di sisinya terdapat banyak orang. Lalu seekor kucing mendatangi mereka. Lantas mereka memberikan sesuap makanan kepada kucing tersebut. Kucing itu pun mengambil dengan mulutnya dan pergi meninggalkan mereka. Kemudian kucing tersebut kembali lagi, lalu mereka melemparkan kepadanya makanan lain. Lantas kucing itu pun melakukan hal yang sama sampai berulang-ulang. Setiap kali mereka melemparkan makanan, kucing itu mengambilnya, lalu pergi, kemudian kembali lagi seketika. Sehingga, mereka merasa heran dengan kucing tersebut. Mereka yakin bahwa makanan semisal itu tidak mungkin dimakan si kucing sendirian karena terlalu banyak.
Ketika mereka penasaran dengan kejadian tersebut, maka mereka mengikuti kucing. Ternyata mereka mendapatinya naik ke atas dinding di atap Masjid Jami, kemudian ia turun ke tempat yang searah dengannya di antara reruntuhan. Ternyata di dalamnya terdapat kucing lain yang buta. Semua makanan yang diambil si kucing dibawa kepada kucing yang buta tersebut dan diletakkan di hadapannya, lalu kucing buta memakannya. Mereka pun takjub dengan kejadian ini. Lalu Ibnu Absyadz berkata, “Jika untuk binatang buta ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menundukkan kucing ini untuknya. Kucing ini memenuhi kecukupannya dan tidak menghalangi rezekinya, maka bagaimana mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala menyia-nyiakan orang semisal aku?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar